Daun Kelor Laku Diekspor, Begini Tanggapan Warga yang Menanam

"Sangat bagus itu. Saya sangat mendukungnya. Biar masyarakat luas tahu kalau daun kelor itu banyak manfaat dan dibudidayakan," kata salah satu penanam daun kelor, Suwito kepada detikcom, Senin (25/3/2019).
Suwito tinggal di Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo. Ia menanam kelor sejak lima tahun lalu, yakni di pekarangan belakang musalanya. Meski hanya sekadar sampingan, daun kelor milik Suwito tumbuh subur karena ditanam di pinggir sungai.
"Ini sudah lima tahun saya tanam. Ada lima batang di belakang musala yang kebetulan dekat aliran sungai jadi subur," imbuhnya.
Suwito rajin memangkas pohon kelor miliknya agar tidak tumbuh tinggi menjulang, melainkan bermunculan tunas-tunas baru. Meski begitu, hingga saat ini kelor miliknya dia konsumsi sendiri.
"Ini hanya untuk konsumsi sendiri keluarga kami. Namun kadang juga ada orang lewat tahu meminta saya kasih suruh metik sendiri. Kebetulan pinggir jalan ini yang menanam saya," tambahnya.
Pria berusia 60 tahun itu melanjutkan, sebelum menanam daun kelor, dirinya sering mendengar khasiat daun kelor dari siaran radio. Ia percaya jika daun tersebut ampuh menyembuhkan dan mencegah datangnya berbagai penyakit. Kemudian, ia mengambil bibit kelor yang tumbuh di belakang Stasiun Barat, Magetan.
"Saya tahunya dari siaran radio yang gencar tiap hari kalau ndak salah dokter Bayu namanya. Karena banyak manfaat saya cari pohonnya dan dapat satu batang di belakang Stasiun Barat," pungkasnya.
Sumber : Detik
0 Response to "Daun Kelor Laku Diekspor, Begini Tanggapan Warga yang Menanam"
Posting Komentar